Tuesday, September 22, 2020

Pidato Tema Gotong Royong Berskala Besar Untuk Penanganan Covid-19 Berbasis Kearifan Lokal Bali

 

Ni Kadek Nuriani

Merdeka!!!

Yang terhormat bapak/Ibu DPC PDI Perjuangan kabupaten Jembrana

Yang terhormat Bapak/Ibu dewa juri

Dan rekan-rekan peserta lomba Pidato yang saya cintai dan yang saya banggakan

Om swastyastu,

Pertama-tama marilah kita panjatkan puja dan puji syukur kita kehadirat Tuhan Yang Maha Esa/Ida Sang Hyang Widhi Wasa, karena atas asung kerta wara nugrahanya, saya dapat mengikuti lomba berpidato secara virtual dalam keadaan sehat walafiat. Adapun tema pidato saya adalah "Gotong Royong Berskala Besar Untuk Penanganan Covid-19 Berbasis Kearifan Lokal Bali."

Hadirin yang Hormati,

Sebagaimana yang dijelaskan oleh Ketua DPR, Puan Maharani yang memunculkan istilah "Gotong Royong Berskala Besar" yang memberikan semangat sekaligus sebagai sebuah autokritik. Di bulan Bung Karno ini marilah kita ingat kembali Pidato pertama BPUPKI, yang mengatakan "Negara Indonesia yang kita dirikan haruslah negara Gotong Royong." Sebab gotong royong merupakan amal semua untuk kepentingan semua dan keringat semua buat kebahagiaan semua. Dengan adanya gotong royong kita dapat menjalin rasa kebersamaan serta rasa toleransi antar warga atau antar sesama yang dapat makin tinggi. Persoalan gotong royong tidak lagi menjadi darah yang mengalir  dalam urat kehidupan masyarakat modern. Karakter gotong royong masyarakat Indonesia tetap tampil mengemuka di tengah Wabah Corona (Covid-19) yang melanda negeri. Dimasa pandemi ini saya mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk selalu memperkokoh tali persaudaraan dengan saling membantu, saling menolong, dan saling bergotong royong untuk menghadapi pandemi sekarang ini. Dan saya mohon untuk seluruh penyelenggara negara dari pusat sampai daerah untuk melayani masyarakat tanpa membeda-bedakan kelompok, suku, ras, dan agama. Karena dimasa pandemi ini kita semua mengalami kesulitan.

Hadirin yang saya cintai,

Nilai-nilai yang dikobarkan Bung Karno itulah yang sangat dirasakan di tengah masyarakat. Ada perasaan senasib, sepenanggungan, dan kekeluargaan di kalangan masyarakat dalam upaya mempertahankan kehidupan bersama. Perasaan senasib itu jadi ungkapkan lewat perbuatan nyata dengan membantu sesama. Selain itu, harus tegas dikatakan bahwa keberhasilan dari penerapan produktivitas masyarakat aman Covid-19 sangat bergantung pada kedisiplinan masyarakat. Karena itu, kesadaran kolektif dalam mematuhi protokol kesehatan dengan menggunakan masker, mencuci tangan dan menjaga jarak perlu diperhatikan. Masyarakat patut diberi apresiasi untuk mematuhi seluruh kebijakan terkait dengan penanganan pandemi Covid-19. Misalnya, pada saat hari keagamaan masyarakat tetap beribadah di rumah untuk menghindari kerumunan demi kepentingan bersama. Gotong royong berwujud pada disiplin semua orang menjalankan protokol kesehatan. Tinggal di rumah, seperti banyak disuarakan, secara tidak langsung meringankan beban tenaga medis yang tengah berperang menyelamatkan pasien yang terpapar. "Ringan sama dijinjing berat sama dipikul". Perlu kita ketahui bersama bahwa gotong royong sesungguhnya merupakan warisan leluhur kita terdahulu. Gotong royong juga dapat dikatakan sebagai suatu kearifan lokal bangsa yang seharusnya kita jaga.

Hadirin yang  saya banggakan,

Mudah-mudahan apa yang saya sampaikan dapat menjadi inspirasi untuk selalu melaksanakan kegiatan gotong royong serta agar selalu mematuhi aturan pemerintah di pandemi sekarang ini.

Hadirin yang saya hormati,

Marilah mulai detik ini kita biasakan sikap bertoleransi dengan sesama.

Demikian pidato singkat ini saya sampaikan. Mohon maaf bila ada kata-kata saya yang salah dan kurang berkenan di hati Bapak/Ibu sekalian. 

Merdeka merdeka merdeka!!!

Om  Shantih Shantih Shantih Om.

Yehembang kangin,11 juni 2020


No comments:

Post a Comment

Puisi Sebuah Harapan

Sebuah Harapan Tubuhku bagaikan kertas melayang Rapuh dan luka berbekas Kuberdoa kepada Tuhan Izinkan aku menutup mata Namun ... Suara orang...